Jumat, 25 Juli 2014

ARTIKEL



TEHNOLOGI INFORMASI DALAM PENDIDIKAN BIOLOGI

Manfaat Tehnologi Informasi sebagai Media Pembelajaran Biologi


Dosen Pengampu : Resyi A. Gani, S.Kom, M.Pd.

Oleh : Siti Nurmilah (036112009)

Biologi 4/C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAKUAN

2014


Sumber : Rahmat, AZ. (2008), Strategi Pembelajaran Berbasis TIK, Modul 5: Pelatihan Pemanfaatan TIK untuk Pembelajaran, Tingkat Nasional 2008. Depdiknas: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan.

Wahid,Fathul (2003). Peran Teknologi Informasi Dalam Modrenisasi Pendidikan. Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 3 Juli.

http.//puslitjaknov.org/data/file/2008/makalah_poster_session_pdf/MuhammadAnas_PemanfaatanInformasidanKomunikasi(TIK).pdf
http://www.edukasi.net



PENDAHULUAN

Arus informasi dan Komunikasi pada era globalisasi berkembang dengan pesat, sehingga telah mengubah paradigma masyarakat dalam mencari dan mendapatkan informasi, yang tidak lagi terbatas pada informasi surat kabar, audio visual dan elektronik, tetapi juga sumber-sumber informasi lainnya yang salah satu diantaranya melalui jaringan Internet. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses komunikasi dan informasi dari pendidik kepada peserta didik yang berisi informasi-informasi pendidikan, yang memiliki unsur-unsur pendidik sebagai sumber informasi, media sebagai sarana penyajian ide, gagasan dan materi pendidikan serta peserta didik itu sendiri (Oetomo dan Priyogutomo, 2004).

Beberapa bagian unsur ini mendapatkan sentuhan media teknologi informasi, sehingga mencetuskan lahirnya ide tentang e-learning (Utomo, 2001). Yang dimaksud e-Learning adalah pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika, khususnya perangkat komputer (Soekartawi, 2003). Karena itu e-learning sering disebut juga dengan on-line course.

1. Pengertian Tehnologi Informasi

Teknologi informasi merupakan teknologi yang menghadirkan tersedianya pelayanan yang cepat, akurat, terartur, akuntabel dan terpercaya di dalam berbagai aspek kehidupan. Pada institusi pendidikan, guna mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan maka digunakan teknologi informasi dalam pembelajaran yang lebih dikenal dengan e-learning. Dalam tulisan ini diulas tentang manfaat teknologi komputer dalam pembelajaran, dengan teknologi ini pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan memiliki akses yang luas.

2. Peranan Media Ajar dalam Proses Pembelajaran (Strategi)

Strategi mengajar menurut Muhibbin Syah (2002), didefiniskan sebagai sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Strategi mengajar ini mencakup beberapa tahapan, seperti :

1. Strategi perumusan sasaran proses belajar mengajar (PBM), yang berkaitan dengan strategi dalam menentukan pola ajar untuk mencapai sasaran PBM.

2. Strategi perencanaan proses belajar mengajar, berkaitan dengan langkah-langkah pelaksanaan mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Dalam tahap ini termasuk perencanaan tentang media ajar yang akan digunakan.

3. Strategi pelaksanaan proses balajar mengajar, berhubungan dengan pendekatan sistem pengajaran yang benar-benar sesuai dengan pokok bahasan materi ajar.

Dalam pelaksanaannya, teknik penggunaan dan pemanfaatan media turut memberikan andil yang besar dalam menarik perhatian mahasiswa dalam PBM, karena pada dasarnya media mempunyai dua fungsi utama, yaitu sebagai alat bantu dan sebagai sumber belajar (Djamarah, 2002; 137). Umar Hamalik (1986), Djamarah (2002) dan Sadiman, dkk (1986), mengelompokkan media ini dalam beberapa jenis :

a. Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti tape recorder.

b. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan dalam wujud visual.

c. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini dibagi ke dalam dua jenis :

1) Audiovisual diam, seperti film sound slide.

2) Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yangbergerak, seperti film, video cassete dan VCD.

Selain media tersebut, di lembaga pendidikan kehadiran perangkat komputer merupakan suatu hal yang harus dikondisikan dan disosialisasikan untuk menjawab tantangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di sisi lain sangat banyak pengguna jasa dibidang komputer yang mengharapkan dapat membantu mereka baik sebagai tutor, tutee maupun tools yang belum mampu dipenuhi oleh tenaga yang profesional dibidangnya yang dihasilkan melalui lembaga pendidikan yang ada.

Komputer mempunyai peranan penting dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang mencakup tutor, tutee dan tools dalam implementasi dan aplikasi bidang ilmu lain maupun dalam pengembangan IPTEK itu sendiri. Hal ini dipertegas oleh BJ Habibie bahwa tidak ada satu disiplin ilmu pengetahuan yang tidak menggunakan cara berfikir analitis, matematis, dan numerik (Baisoetii, 1998). Kenyataan ini menunjukan bahwa peran komputer menjadi keharusan, terutama dalam penataan kemampuan berfikir, bernalar dan pengambilan keputusan dalam era yang kompetitif. Salah satu kompetensi bagi seorang pengajar adalah keterampilan mengajak dan membangkitkan mahasiswa berpikir kritis. Kemampuan itu didukung oleh kemampuan pengajar dalam menggunakan media ajar. (Daniel, Jos,1986).

Peranan pengajar sebagai motivator penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahandalam pengembangan kegiatan belajar mahasiswa, pengajar harus dapat meransang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi mahasiswa, menumbuhkan aktivitas dan kereativitas sehingga terjadi dinamika di dalam proses belajar mengajar (Slameto,1988)

3. Model e-Media

Istilah e-Media adalah singkatan dari electronic media, artinya media yang berbasis pada peralatan elektronik. e-Media berkembang sangat variatif, seiring dengan perkembangan media-media elektronik, seperti e-media konvensional berupa kaset rekaman pengajaran dan program TV pendidikan, e-media berbasis komputer terdiri dari CD, CD MP3, VCD dan DVD, serta e-media berbasis internet seperti e-news, e-Journal, e-Book, e-Consultant, Chatting, Newsgroup dan lain sebagainya (Oetoma dan Priyogutomo,2004)

Salah satu faktor keberhasilan proses komunikasi adalah penggunaan media. Peluang ini ditangkap dan dilihat oleh para ahli untuk mengembangkan bentuk-bentuk e-media, yang bertujuan untuk memberi alternatif model pendidikan yang tidak terikat oleh tempat dan waktu.

4. Pengajaran Berbantuan Komputer

Dengan berkembangnya teknologi e-media, sebagai media pendiddikan, maka sarana dan prasarana untuk pemanfaatannya juga berkembang, salah satu sarana tersebut adalah komputer.Pengajaran berbatuan komputer merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh para ahli sejak beberapa dekade yang lalu, karena dengan batuan komputer ini proses pengajaran berjalan lebih interaktif dan membantu terwujudnya pembelajaran yang mandiri. Dengan perkembangan teknologi komputer ini, maka metode pendidikan juga berkembang, sehingga proses pengajaran berbantuan komputer ini maju terus menuju kesempurnaannya, namun secara garis besarnya, dapat dikatergorikan menjadi dua, yaitu computer-based training (CBT) dan Web-based training (WBT).

1. Computer-based Training (CBT)

CBT merupakan proses pendidikan berbasiska komputer, dengan memanfaatkan media CD ROM dan disk-based sebagai media pendidikan (Horton, 2000). Dengan memanfaatkan media ini, sebuah CD ROM bisa terdiri dari video klip, animasi, grafik, suara, multimedia dan program aplikasi yang akan digunakan oleh peserta didik. Dengan CBT, proses pendidikan melalui classroom tetap dapat terlaksana, sehingga interaksi dalam proses pendidikan dapat terus berlangsung, dibantu oleh kemandirian peserta didik dalam memanfaatkan CBT.

2. Web-based training (WBT)

WBT sering juga diidentikkan dengan e-learning, dalam metoda ini selain menggunakan komputer sebagai sarana pendidikan, juga memanfaatkan jaringan Internet, sehingga seorang yang akan belajar bisa mengakses materi pelajarannya dimanapun dan kapanpun, selagi terhubung dengan jaringan Internet (Rossett, 2002).

MANFAAT DAN INTEGRASI IT DAN ICT DALAM PENDIDIKAN BIOLOGI

A. Manfaat IT dan ICT dalam Proses Pembelajaran Biologi

Perkembangan teknologi terutama teknologi komunikasi dan teknologi informasi (ICT), yang telah memperngaruhi seluruh aspek kehidupan tak terkecuali pendidikan, sesungguhnya bisa dimanfaatkan untuk memberikan dukungan terhadap adanya tuntutan reformasi dalam system pendidikan. Pengembangan dan pemanfaatan media pembelajaran berbasik TI baik yang bersifat off-line maupun on-line, bisa dimanfaatkan sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang berminat.

Teknologi informasi dan Komunikasi (TIK), dalam jangka waktu yang relatif singkat, berkembang dengan sangat pesat. Pengguna Internet di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Berdasarkan data perkiraan APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) sampai dengan akhir tahun 2005 pengguna internet indonesia mencapai 16 juta pengguna, naik hampir 50 %.

Demikian juga dengan lembaga pendidikan,Tanggung jawab pendidikan dalam memasuki era globalisasi yaitu harus menyiapkan siswa atau mahasiswa untuk menghadapi semua tantangan yang berubah sangat cepat dalam masyarakat kita. Hal ini menyebabkan pendidikan mulai dari tingkat terendah maupun sampai tingkat atas dituntut untuk mampu menghasilkan SDM-SDM unggul yang mampu bersaing dalam kompetisi.



Pada era globalisasi saat ini sangat berkembang teknologi canggih,terutama teknologi informasi dan komunikasi yang semakin berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan manusia tentang ruang dan waktu. perkembangan teknologi informasi merupakan suatu perkembangan sarana informasi dan komunikasi yang sangat bermanfaat bagi bangsa indonesia untuk sarana pendukung belajar khususnya dalam lingkup Biologi.dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi ini kita dapat mendapatkan informasi tentang Biologi dengan mudah .Sekarang di Indonesia, sedang pengintegrasian teknologi TIK dalam proses belajar untuk semua bidang salah satunya adalah pendidikan khususnya dalam Biologi ,untuk mengurangi kesenjangan digital .Sementara itu, yang dimaksud dengan teknologi informasi dan komunikasi disini meliputi teknologi cetak maupun non-cetak (seperti teknologi audio, audio-visual, multimedia, dan internet
B. Mengintegrasikan IT (Tekhnologi Informasi) dan ICT Dalam Proses Pembelajaran

Secara sederhana, mengintegrasikan IT dalam proses pembelajaran sama maknanya dengan menggunakan IT untuk sebagai lawan dari belajar menggunakan IT. Belajar menggunakan IT mengandung makna bahwa IT masih dijadikan sebagai obyek belajar atau mata pelajaran. Sebenarnya, UNESCO mengklasifikasikan tahap penggunaan IT dalam pembelajaran kedalam empat tahap sebagai berikut:

1.Tahap emerging, baru menyadari akan pentingnya IT untuk pembelajaran dalam Biologi

2.Tahap applying, satu langkah lebih maju dimana IT telah dijadikan sebagai obyek untuk dipelajari (mata pelajaran) hal ini dilakukan agar peserta didik dapat memanfaatkan IT yang sedang berkembang saat ini, untuk mendapatkan informasi tentang Biologi dengan cepat dan mudah.

3. Pada tahap integrating, IT dan ICT telah diintegrasikan ke dalam kurikulum (pembelajaran) untuk menujang pembelajaran Biologi agar lebih mudah diserap atau mudah dimengerti oleh peserta didik dalam pembelajaran Biologi.

4.Tahap transforming merupakan tahap yang paling ideal dimana IT telah menjadi katalis bagi perubahan/evolusi pendidikan.

IT (Tekhnologi Informasi) dan ICT diaplikasikan secara penuh baik untuk proses pembelajaran Biologi . Apa yang terjadi dalam praktek pembelajaran di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, IT (Tekhnologi Informasi) dan ICT masih dijadikan sebagai obyek atau mata pelajaran. Sebagian besar, di sekolah-sekolah. Bahkan di tingkat perguruan tinggi atau akademi, banyak dibuka program studi yang berkaitan dengan IT, seperti teknik informatika, manajemen informatika, teknik komputer,dan lain-lain,agar penerus bangsa dapat memanfaatkan perkembangan teknologi yang semakin berkembang,untuk menunjang sarana belajar khususnya dalam ruang lingkup Biologi.

Perlu adanya Pengintegrasian IT dan ICT ke dalam Proses Pembelajaran Biologi yaitu sangat berkaitan erat dengan mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia untuk siap memasuki era masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Tahun 2020 Indonesia akan memasuki era perdagangan bebas (AFTA). Pada masa itu, masyarakat Indonesia harus memiliki ICT literacy yang mempunyai dan kemampuan menggunakannya untuk meningkatkan produktifitas (knowledge-based society). pengintegrasian IT dan ICT ke dalam proses pembelajaran Biologi dapat meningkatkan ICT literacy, membangun karakteristik masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society) pada diri siswa, disamping dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran Biologi itu sendiri.

Dalam pembelajaran Biologi selalu diadakan kegiatan praktikum untuk menujang kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan bahan atau contoh yang nyata,misalnya praktikum tentang morfologi tumbuhan disana para peserta praktikum membawa bahan yang akan di praktikumkan.selain bahan alat laboratorium Biologi juga perlu,dan untuk mendapatkan alat yang ada dalam laboratorum Biologi tidak dengan mudah kita dapat membeli di pasar seperti barang lain,disini kita perlu memesan dan memesan alat laboratorium itu tentunya kita sudah berhubungan dengan alat canggih yang berbasis IT dan ICT,untuk memcari informasi tentang peralatan laboratorium tersebut,misalnya akses lewat internet ataupun langsung menghubungi penyedia peralatan tersebut.

Pengintegrasian IT dan ICT ke dalam proses pembelajaran Biologi memiliki tiga tujuan utama:

1. Untuk membangun ”knowledge-based society habits” dalam Biologi seperti kemampuan memecahkan masalah (problem solving) tentang Biologi kemampuan berkomunikasi, kemampuan mencari informasi tentang Biologi, mengoleh/mengelola informasi tersebut, dan mengubahnya menjadi pengetahuan baru dan mengkomunikasikannya kepada oranglain;

2. Untuk mengembangkan keterampilan menggunakan TIK (ICT literacy); dan

3. Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran Biologi.

C. Kegunaan IT dan ICT dalam Pembelajaran Biologi

Secara teoritis IT dan ICT memainkan peran yang sangat luar biasa untuk mendukung terjadinyaproses belajar dalam lingkup Biologi antara lain adalah sebagai berikut:

 Active; memungkinkan siswa atau mahasiswa dapat terlibat aktif oleh adanya proses belajar Biologi yang menarik dan bermakna.

 Constructive; memungkinkan siswa atau mahasiswa dapat menggabungkan ide-ide baru kedalam pengetahuan Biologi yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna atau keinginan tahuan dan keraguan yang selama ini ada dalam benaknya.

 Collaborative; memungkinkan siswa dalam suatu kelompok atau komunitas yang saling bekerjasama, berbagi ide, saran atau pengalaman, menasehati dan memberi masukan untuk sesama anggota kelompoknya.

 Intentional; memungkinkan siswa dapat secara aktif dan antusias berusaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

 Conversational; memungkinkan proses belajar Biologi secara inherent merupakan suatu proses sosial dan dialogis dimana siswa atau mahasiswa memperoleh keuntungan dari proses komunikasi tersebut baik di dalam maupun luar jam pelajaran.

 Contextualized; memungkinkan situasi belajar biologi diarahkan pada proses belajar Biologi yang bermakna (real-world) melalui pendekatan ”problem-based atau case-based learning”

 Reflective; memungkinkan siswa atau mahasuswa dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar Biologi itu sendiri.

Dengan kata lain, IT dan ICT memungkinkan pembelajaran biologi dapat disampaikan untuk berbagai modalitas belajar Biologi (multisensory), baik audio, visual, maupun kinestetik dengan kemajuan IT dan ICT memungkinkan pembelajaran biologi disampaikan secara interaktif dan simulatif sehingga memungkinkan siswa atau mahasiswa belajar secara aktif.

Perkembangan Tekhnologi Informasi yang semakin mutakhir saat ini telah membawa revolusi pendidikan yang keempat. Revolusi pertama terjadi ketika orang menyerahkan pendidikan anaknya kepada seorang guru. Revolusi kedua terjadi ketika digunakannya tulisan untuk keperluan pembelajaran. Revolusi ketiga terjadi seiring dengan ditemukannya mesin cetak sehingga materi pembelajaran dapat disajikan melalui media cetak. Revolusi keempat terjadi ketika digunakannya perangkat elektronik seperti radio, televisi komputer dan internet untuk pemerataan dan perluasan pendidikan.

D. Cara Mengintegrasikan Manfaat IT dan ICT Dalam Pembelajan Biologi

Dua pendekatan yang dapat dilakukan guru Biologi ketika merencanakan pembelajaran Biologi yang mengintegrasikan IT dan ICT yaitu:

a. Pendekatan topik (theme-centered approach); dan pada pendekatan ini, topik atau satuan pembelajaran dijadikan sebagai acuan. Secara sederhana langkah yang dilakukan adalah:

1) Menentukan topik tentang biologi

2) Menentukan tujuan pembelajaran biologi yang ingin dicapai; dan

3) Menentukan aktifitas pembelajaran biologi dan software (seperti modul. LKS, program audio, VCD/DVD, CD-ROM, bahan belajar on-line di internet, dll) yang relevan untuk mencapai tujuan pembelajaran biologi tersebut.

b.Pendekatan software (software-centeredapproach).

Menganut langkah yang sebaliknya. Langkah pertama dimulai dengan mengidentifikasi software (seperti buku, modul, LKS, program audio, VCD/DVD, CD-ROM, bahan belajar on-line di internet, dll) yang ada atau dimiliki terlebih dahulu. Kemudian menyesuaikan dengan topik dan tujuan pembelajaran Biologi yang relevan dengan software yang ada tersebut (Ms.Word). mempresentasikan hasilnya dengan menggunakan Ms.powerpoint.


KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan peran IT dan ICT dalam proses belajar Biologi sangatlah penting karena dengan perkembangan IT dan ICT saat ini dapat memudahkan kita dalam mencari informasi khususnya dalam bidang Biologi ,sehingga pengintegrasian IT dan ICT dalam proses belajar Biologi sangat penting.

Beberapa peranan IT dan ICT dalam pembelajaran Biologi dapat mendukung proses belajar Biologi dan mendukung siswa atau mahasiswa antaralain adalah active ,constructive ,collaborative ,intentional, conversational, contextualized dan reflective.

Dengan kata lain, IT dan ICT memungkinkan pembelajaran Biologi dapat disampaikan untuk berbagai modalitas belajar Biologi(multisensory), baik audio, visual, maupun kinestetik . dengan kemajuan IT dan ICT memungkinkan pembelajaran Biologi disampaikan secara interaktif dan simulatif sehingga memungkinkan siswa atau mahasiswa belajar secara aktif.



Sabtu, 19 Juli 2014

jawaban soal no 2



1   Nama : siti Nurmilah (036112009)

         a. Flowchart : adalah penyajian yang sistematis tentang proses dan logika dari kegiatan penanganan informasi atau penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program

b. flowchart  Program : adalah suatu bagan dengan simbol-simbol tertentu yang menggambarkan urutan proses secara mendetail dan hubungan antara suatu proses (intruksi) dengan proses lainnya dalam suatu program

c. flowchart sistem : adalah urutan proses dalam sistem dengan menunjukan alat media input, output, serta jenis media penyimpanan dalam proses pengolahan data

d. Pemograman : suatu aplikasi untuk menulis program-program, menguji dan memperbaiki, dan menerima kode yang membantu sebuah program komputer

e. Bahasa Pemograman : sering diistilahkan juga sebagai bahasa komputer atau bahasa pemogramer komputer dalam intruksi standar untuk pemerintah komputer

Kamis, 17 Juli 2014

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengetian Teknologi Informasi dan Komunikasi
Ditinjau dari susunan katanya, teknologi informasi dan komunikasi tersusun dari 3 (tiga) kata yang masing-masing memiliki arti sendiri. Kata pertama, teknologi, berarti pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Istilah teknologi sering menggambarkan penemuan alat-alat baru yang menggunakan prinsip dan proses penemuan saintifik. Kata kedua dan ketiga, yakni informasi dan komunikasi, erat kaitannya dengan data. Informasi berarti hasil pemrosesan, manipulasi dan pengorganisasian sekelompok data yang memberi nilai pengetahuan (knowledge) bagi penggunanya. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi hubungan saling mempengaruhi di antara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan secara non verbal menggunakan gerak-gerik badan atau menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, atau mengangkat bahu.
Banyak pendapat yang mendefinisikan teknologi informasi dan komunikasi dengan bahasa yang berbeda-beda. Australian National Training Authority (ANTA) mendefinisikan teknologi informasi sebagai pengembangan teknologi dan aplikasi dari komputer dan teknologi berbasis komunikasi untuk memproses, menyajikan, mengelola data, dan informasi. Definisi ini mencakup pembuatan hardware dan komponen komputer, pengembangan software komputer dan berbagai jasa yang berhubungan dengan komputer, bersama-sama dengan perlengkapan komunikasi serta pembuatan komponen dan jasanya. Menurut Oxford English Dictionary edisi ke-2, definisi teknologi informasi adalah perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), termasuk di dalamnya jaringan dan telekomunikasi yang biasanya termasuk dalam konteks bisnis atau usaha. Istilah teknologi informasi menjadi bagian dari kegiatan usaha yang memanfaatkan perangkat elektronik komputer.
2.2 Perkembangan Teknologi Komunikasi
Saat ini kebutuhan akan teknologi, baik itu teknologi informasi maupun telekomunikasi sangat tinggi dari mulai golongan menengah kebawah dan golongan menengah ke atas. Semua individu sangat membutuhkan teknologi untuk mempercepat perkembangan atau meningkatkan pembangunan baik pembangunan individu maupun kelompok. Perkembangan teknologi yang saat ini sangat cepat adalah teknologi komunikasi, yang menghadirkan beragam pilihan bentuk teknologi dan kecanggihannya. Perkembangan komunikasi itu sendiri sebenarnya sejalan dengan kehidupan serta keberadaan dari manusia itu sendiri. Ada empat titik penentu yang utama dalam sejarah komunikasi manusia. Menurut Nordenstreng dan Varis (1973) adalah:
1. Perolehan (aquisition) bahasa yaitu pada saat yang sama dengan lahirnya manusia.
2. pengembangan seni tulisan berdampingan dengan komunikasi yang berdasarkan pada bicara. reproduksi kata-kata tertulis (written words) dengan menggunakan alt pencetak, sehingga
3. memungkinkan terwujudnya komunikasi massa yang sebenarnya.
4. munculnya komunikasi elektronik, mulai dari telegraf, telepon, radio, Televisi, sampai dengan satelit.
(dikutip dari Teknologi Komunikasi dalam Perspektif Latar Belakang & Perkembangannya, Zulkarimein Nasution. 1989: hal 15). Sedangkan menurut Alvin Toffler terdapat tiga peradaban dalam perkembangan dari teknologi itu sendiri yakni, zaman pertanian, zaman industri dan yang terakhir zaman informasi (dikutip dari Teknologi Komunikasi dalam Perspektif Latar Belakang & Perkembangannya, Zulkarimein Nasution.1989: hal 2).
Sebelumnya sekedar menengok kembali, bahwa sebenarnya teknologi komunikasi itu sendiri telah muncul semenjak Zaman Pra-Sejarah. Dimana pada waktu itu orang sudah mampu menggunakan bentuk komunikasi. Akan tetapi bentuknya, masih sangat sederhana. Misalnya bentuk-bentuk sebatas gerakan alat tubuh, gambar-gambar sebagai bahasa, bunyi-bunyian dari tulang dan sebagainya. Akan tetapi meskipun demikian, hal tersebut telah dianggap sebagai sebuah bentuk komunikasi yang sesuai pada saat itu. Perkembangan selanjutnya telah sedikit mengalami kemajuan yang selangkah lebih baik lagi, misalnya bentuk komunikasi dalam huruf pictograf yang digunakan oleh bangsa Sumeria, Hierogliph oleh bangsa Mesir Kuno. Pada masa itu kedua jenis huruf ini juga sering digunakan ketika raja memberikan peraturan semacam tata tertib bagi masyarakatnya yang di pasang di tengah-tengah kota dimana bentuknya seperti bangunan tugu, yang dikenal sebagai UU berbentuk tugu peringatan. Kemajuan dari teknologi komunikasi dirasakan lebih baik lagi setelah ditemukannya kertas oleh Bangsa Cina yang terbuat dari serat daun Papyrus. Perkembangan ini bahkan sampai sekarang ini masih digunakan dan sangat dirasakan manfaatnya bagi umat manusia. Misalnya kertas digunakan dalam mencetak koran atau surat kabar, majalah, buku dan lain sebagainya.
Selanjutnya semakin berkembangnya pengetahuan manusia, maka teknologi komunikasi semakin menjadi lebih baik. Berawal dengan ditemukannya mesin uap oleh James Watt yang merupakan terbukanya masa Revolusi Industri, menimbulkan berbagai dampak yang memicu munculnya teknologi-teknologi lain. Satu langkah yang merupakan sungguh luar biasa, dimana penemuan satu hal menyebabkan munculnya berbagai hal lain. Penemuan telepon yang ditemukan pada tahun 1876,
merupakan perkembangan teknologi komunikasi dengan menggunakan penerapan konsep analog. Hal
tersebut berlangsung sampai sekitar tahun 1960-an. Dan setelah itu baru mengarah pada konsep digital.
Kemudian perkembangan selanjutnya yakni ditemukannya faximile yang merupakan pemanfaatan komunikasi dengan memeberikan data yang mampu dilewatkan melalui media telepon. Demikian halnya dengan perkembangan komputer. Komputer pertama yang diperkenalkan adalah ENIAC II. Digunakan pada tahun 1946, setelah perang dunia kedua. Komputer ini merupakan sebuah rangkaian elektronika lampu tabung yang mempunyai berat sebesar 20 ton.(dikutip dari http://artikel.total.or.id/artikel.php?id=1186&judul=Perkembangan%20Teknologi%20Digital, jack Febrian). Dengan adanya komputer inilah awal dari teknologi komunikasi dalam konteks digital kemudian berkembang dengan pesat. Era digital itu sendiri terjadi setelah satelit ditemukan dan di aktifkan.berbagai macam penemuan yang telah ada sedikit banyak mengubah corak kehidupan dari masyarakat itu sendiri.
2.2  Implikasi IT dan internet Pendidikan
Sejarah IT dan Internet tidak dapat dilepaskan dari bidang pendidikan. Internet di Amerika mulai tumbuh dari lingkungan akademis (NSFNET), seperti diceritakan dalam buku “Nerds 2.0.1”. Demikian pula Internet di Indonesia mulai tumbuh dilingkungan akademis (di UI dan ITB), meskipun cerita yang seru justru muncul di bidang bisnis. Mungkin perlu diperbanyak cerita tentang manfaat Internet bagi bidang pendidikan. Adanya Internet membuka sumber informasi yang tadinya susah diakses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi malasah lagi. Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang mahal harganya. (Berapa banyak perpustakaan di Indonesia, dan bagaimana kualitasnya?.) Adanya Internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di Amerika Serikat. Mekanisme akses perpustakaan dapat dilakukan dengan menggunakan program khusus (biasanya menggunakan standar Z39.50, seperti WAIS5), aplikasi telnet (seperti pada aplikasi hytelnet6) atau melalui web browser (Netscape dan Internet Explorer). Sudah banyak cerita tentang pertolongan Internet dalam penelitian, tugas akhir. Tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat dilakukan melalui Internet. Tanpa adanya Internet banyak tugas akhir dan thesis yang mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk diselesaikan. Kerjasama antar pakar dan juga dengan mahasiswa yang letaknya berjauhan secara fisik dapat dilakukan dengan lebih mudah. Dahulu, seseorang harus berkelana atau berjalan jauh untuk menemui seorang pakar untuk mendiskusikan sebuah masalah. Saat ini hal ini dapat dilakukan dari rumah dengan mengirimkan email. Makalah dan penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar menukar data melalui Internet, via email, ataupun dengan menggunakan mekanisme file sharring. Bayangkan apabila seorang mahasiswa di Irian dapat berdiskusi masalah kedokteran dengan seoran pakar di universitas terkemuka di pulau Jawa. Mahasiswa dimanapun di Indonesia dapat mengakses pakar atau dosen yang terbaik di Indonesia dan bahkan di dunia. Batasan geografis bukan menjadi masalah lagi. Sharring information juga sangat dibutuhkan dalam bidang penelitian agar penelitian tidak berulang (reinvent the wheel). Hasil-hasil penelitian di perguruan tinggi dan lembaga penelitian dapat digunakan bersama-sama sehingga mempercepat proses pengembangan ilmu dan teknologi.
Distance learning dan virtual university merupakan sebuah aplikasi baru bagi Internet. Bahkan tak kurang pakar ekonomi Peter Drucker mengatakan bahwa “Triggered by the Internet, continuing adult education may wll become our greatest growth industry”. (Lihat artikel majalah Forbes 15 Mei 2000.) Virtual university memiliki karakteristik yang scalable, yaitu dapat menyediakan pendidikan yang diakses oleh orang banyak. Jika pendidikan hanya dilakukan dalam kelas biasa, berapa jumlah orang yang dapat ikut serta dalam satu kelas? Jumlah peserta mungkin hanya dapat diisi 50 orang. Virtual university dapat diakses oleh siapa saja, darimana saja. Bagi Indonesia, manfaat-manfaat yang disebutkan di atas sudah dapat menjadi alasan yang kuat untuk menjadikan Internet sebagai infrastruktur bidang pendidikan. Untuk merangkumkan manfaat Internet bagi bidang pendidikan di Indonesia.
2.3 Teknologi Komunikasi di Bidang Pendidikan
Dari sekian banyak penemuan-penemuan baru yang ternyata sangat memberikan dampak luas bagi sebuah peradaban umat manusia di dalam berbagai cangkupan bidang kehidupan, salah satunya bidang pendidikan. Perkembangan teknologi dan komunikasi dalam bidang pendidikan,
Perkembangan teknologi dan komunikasi dalam bidang pendidikan, Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya ini ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke tempat di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran, (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu siklus ke waktu nyata.(dikutip dari http://puskom.man3malang.com/index.php?option=com_conte nt&task=view&id=21&Itemid=26, Prof. Dr. H. Mohamad Surya). bahwa pergeseran proses pembelajaran yang mengalami perubahan dari kertas ke “On-Line” ini untuk saat ini telah dapat dirasakan maupun dilihat keberadaannya ketika sebuah instansi pendidikan menerapkan sistem komputerisasi. Banyak hal serta manfaat dari keberadaannya itu. Semisal ketika segala kegiatan yang berbasic pendidikan dapat diakses secara mudah lewat sebuah jaringan komputer ataupun jaringan internet yang tentunya hal tersebut berkat adanya satelit yang dioperasikan, maka siswa, mahasiswa, guru, dosen ataupun seluruh warga dalam lingkup pendidikan tersebut mampu memperoleh segala informasi yang ingin didapatkan.
Misalnya yang paling mutakhir adalah berkembangnya “Cyber Teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan media internet. Istilah lain yang poluper saat ini ialah e-learning yaitu sebuah model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi (internet). Menurut Rosenberg (2001; 28), e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas dengan landasan berdasarkan tiga kriteria diantaranya yaitu :
(1)     E-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi atau informasi,
(2)     Pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar,
(3)     Memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional. Saat ini e-learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang berbasis TIK seperti: CBT (Computer Based Training), CBI (Computer Based Instruction), Distance Learning, Distance Education, CLE (Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing dan sebagainya. (dikutip dari http ://puskom.man3malang.com/index.php?option=com_conte t&task=view&id=21&Itemid=26, Prof. Dr. H. Mohamad Surya).
Istilah lain yang lebih popular dari perkembangan teknologi komunikasi ini yaitu sistem virtual. Dalam hal ini, kegiatan yang menyangkut komunitas virtual dapat dianggap sebuah hal yang lebih banyak digunakan dalam lingkungan akademis. Ini tentu dapat mempermudah tingkat keefektifan dari sebuah sistem pembelajaran, dimana siswa atau mahasiswa dapat mengakses materi-materi pendidikan secara lebih detail tanpa lewat interaksi secara langsung (face to face) dengan guru, tentor ataupun dosen yang bersangkutan. Untuk sekarang ini, banyak contoh lain yang seperti di atas akan tetapi di luar lingkup sekolah ataupun kampus, misalnya ada lembaga pendidikan semacam kursus atau bimbingan-bimbingan belajar dengan menggunakan media komputer (internet) dalam mengakses materi-materinya maupun ujian serta tesnya lewat internet. Tentunya hal ini merupakan langkah yang maju dalam konteks pendidikan. Selain perkembangan teknologi komunikasi dalam dunia pendidikan telah menjamah lingkup sistem pembelajaran dalam bidang akademis, sebenarnya juga telah merambah pada aspek lain (meskipun masih dalam lingkup pendidikan). Misalnya dengan adanya komputer, telepon, internet, mesin fotocopy dan segala perangkat dari sebuah teknologi komunikasi itu sendiri mampu membantu pekerjaan bagian tata usaha atau bagian-bagian yang lain. Dengan adanya digital library di perpustakaan instansi pendidikan, orang dapat mengakses buku atau literatur dengan cepat.
2.4 Dampak yang ditimbulkan di bidang pendidikan
2.4.1 Dampak Positif
a.    Mengubah peran guru atau dosen (pengajar) dan siswa atau mahasiswa (peserta didik) dalam pembelajaran. Perubahan peran tersebut diantaranya :
(1)   Posisi seorang yang dulunya sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, akhli materi, dan sumber segala jawaban, yang kemudian hanya sebagai fasilitator pembelajaran, pelatih, kolaborator, navigator pengetahuan, dan mitra belajar.
(2)   Dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran, menjadi memberikan lebih banyak alternatif dan tanggung jawab kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran.
b.    Sementara itu peran siswa dalam pembelajaran telah mengalami perubahan yaitu:
(1) Dari penerima informasi yang pasif menjadi partisipan aktif dalam proses pembelajaran
(2) Dari mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi menghasilkan berbagai pengetahuan
(3) Dari pembelajaran sebagai aktiivitas individual menjadi pembelajaran berkolaboratif dengan siswa lain.
c.     Mempercepat sebuah pekerjaan
d.    Pelajar mampu mengakses informasi, dimanapun, kapanpun, dan kepada atau siapapun
2.4.2 Dampak Negatif
a.    Pelajar menjadi pecandu dari keberadaan dunia maya secara berlebih.
Hal ini bisa terjadi ketika para pelajar tidak mempunyai sikap skeptis serta kritis terhadap sesuatu hal yang baru. Apalagi dalam konteks dunia maya (internet). Saat mereka tengah aksik berkutat dengan internet, sebenarnya secara tidak langsung mereka telah masuk di dalam dunia yang over free. Maka sangatlah penting adanya kedua sikap yang sangat vital tersebut sebagai benteng maupun filter dari segala sumber informasi yang ada. Selain itu, sikap perhatian dari orang tua juga sangat berperan penting di dalam menanamkan nilai-nilai tentang sebuah norma maupun agama sebagai landasan.
b.    Tindakan kriminal (Cyber Crime)
Di dalam dunia pendidikan, ini bisa terjadi misalnya pencurian dokumen atau aset penting tentang sebuah tatanan pendidikan yang sesungguhnya dirahasiakan (dokumen mengenai ujian akhir atau negara) dengan menggunakan media internet. istilahnya, ada oknum yang membobol hal tersebut. Teknologi dapat menyebabkan tenaga manusia tidak berperan secara baik Dari perkembangan teknologi komunikasi yang semakin merajalela samapi detik ini, sedikit banyak pada akhirnya akan berimbas pada pengurangan tenaga kerja manusia. Ini terjadi karena tenaga manusia tidak lagi efiktif serta efisien dalam memproduksi sesuatu dalam kapasitas yang banyak. Ketika tenaga kerja manusia tidak lagi digunakan, maka otomatis akan menyebabkan banyaknya tingkat pengangguran. Setelah itu tentunya akan menambah tingkat kemiskinan. Dari kemiskinan tersebut kemudian akan muncul lagi masalah stabilitas keamanan yang kurang kondusif, karena banyak terjadi tingkat kriminalitas. Maka dapat disimpulkan bahwa, satu hal yang muncul dalam satu bidang akan memberikan dampaknya pula terhadap bidang-bidang yang lain. Saling keterkaitan antara satu dengan yang lain. Begitu pula dalam bidang pendidikan.
c.     Menimbulkan sikap yang apatis pada masing-masing individu, baik bagi pelajar maupun pengajar.
Ini bisa kita lihat misalnya pada sistem pembelajaran yang bersifat virtual maupun e-learning. Dimana sistem pembelajarannya yang tidak saling bertemu antara pelajar dengan pengajar. Pelajar yang kurang aktif dalam sistem pembelajaran tersebut nantinya akan mengaggap cuek terhadap tugas ataupun materi yang ada, karena mereka merasa tidak diawasi oleh orang (pengajar) melainkan mereka merasa hanya berhadapan dengan sebuah komputer.